Catatan walikelas!




Ini adalah tahun pertama saya ditugaskan untuk menjadi salah satu wali kelas di SMP Negeri 3 Entikong. Ketekunan managemen dibutuhkan walaupun sebagian dari orang itu hal yang gampang….  Menurut saya, tiada hal apapun yang dianggap gampang selain dari bernyanyi di kamar mandi…. Ini cukup berat. Kenapa berat? Memahami 40 karakter siswa dengan background keluarga yang beragam. Maaf sebelumnya, sebagian dari mereka ada yang orang tuanya broken home, low economic dan atau persengketaan lain yang saya walikelas nya belum tentu tahu. Saya ditugaskan menjadi walikelas kelas VIIIC karena walikelas sebelumnya telah berhenti mengajar dengan alasan yang spesifik nya saya tidak tahu jelas…. We don’t discuss about previous homeroom teacher! Sejauh ini anak-anak bimbingan saya alhamdulillah didapati beragam masalah mulai dari kelakuan, akademis atau hal lain yang I think that doesn’t my zone. Ada yang bandel sama apsen, membawa rokok, terlalu aktif dalam kelas, mencari perhatian lebih, over acting, masalah bawaan rumah….. so many, and this my first year, my hardest year! Tapi sebuah quotes yang dikutip dari Catatan Seorang Demonstran menguatkan saya untuk tetap terus membuka pola pikir mereka yang kebanyakan dangkal karena minimnya pengalaman hidup. Catatan itu adalah…
“Tapi sekarang aku berpikir sampai di mana seseorang masih tetap wajar, walau ia sendiri tidak mendapatkan apa-apa. seseorang mau berkorban buat sesuatu, katakanlah, ide-ide, agama, politik atau pacarnya. Tapi dapatkah ia berkorban buat tidak apa-apa (Catatan Seorang Demonstran, h. 101)”

Komentar