Saya sering kali
menemukan siswa saya tidak membawa kamus saat pelajaran Bahasa Inggris.
Manusiawi jika siswa tersebut tidak membawa karena lupa dan mungkin itu hanya
sesekali. Tetapi apa yang saya temukan kali ini berbeda, siswa yang sama tidak
membawa kamus setiap pelajaran Bahasa Inggris. Ketika saya berikan tugas pada
seluruh siswa dikelas, beberapa dari siswa tidak berkamus itu hanya diam
melongko dan tanpa melakukan usaha apapun. Sebagian yang tidak bawa kamus itu
melakukan usaha meminjam kamus teman ataupun menunggu kamus teman digunakan.
Saya mengenal baik siswa saya karena hampir dua tahun kita mengajar dan belajar
bersama dalam kelas, saya tahu beberapa hal yang bahkan mungkin siswa saya
tidak tahu. Hanya sedikit kesal dengan sekumpulan siswa yang tidak mengerti
konsep kehidupan dan proses yang harus mereka lewati. Untuk membeli kamus, saya
yakin seyakin-yakin nya bahwa semua murid saya mampu membeli kamus. Kenapa saya
bilang itu mampu? Anak yang tidak membawa kamus itu mampu membeli indomie
kantin seharga Rp.6000, membeli handphone yang mahal, atau bahkan menyewa
layanan internet berjam-jam hanya untuk main game online. Saya menyadari saya
bukan guru yang sempurna dan bahkan siswa saya yang melongo saat pelajaran saya
itu memang ada factor kesalahan saya, tetapi saya sangat begitu kecewa dengan
pola pikir siswa yang hanya memikirkan fasilitas sesaat. Handphone, jajan
berlebihan, main game online adalah beberapa fasilitas sesaat yang kapan tahun
jaman cepat berganti. Mengikuti perkembangan jaman seperti itu tidak akan ada
habisnya sebanyak apapun uang yang mereka punya. Tapi dengan membeli kamus dan
mengikuti pelajaran tanpa melongo ataupun harus menunggu teman yang punya kamus
mengartikan siap untuk belajar Bahasa Asing dan suatu saat kan mengembangkan
usaha atau pendidikan dengan orang asing. Seterpaksanya seorang pelajar
mengikuti pelajaran, tetap selalu berhikmah untuk kedepan. Dan barangkali ada
yang bekerja untuk orang asing. Dengan membeli hal-hal dasar(seperti kamus
untuk mendukung penuh pelajaran Bahasa Inggris), maka fasilitas sesaat seperti
handphone dan lain sebagainya adalah bukan prioritas. Hanya karena perbedaan
membeli kamus dan membeli handphone dsb, dampak nya akan dilihat beberapa tahun
kedepan. Tetapi mungkin balik lagi kepada takdir dan proses lagi hidupnya yang
masih panjang kedepan, tetapi setidaknya mengusahakan paham dan memiliki
prioritas adalah untuk orang-orang yang mau berbubah menjadi lebih baik.
Catatan saya ini berdasarkan pengamatan saya kepada siswa-siswi di SMP tempat
saya mengajar, ini hanyalah segelintir dan pandangan seorang guru biasa.
Komentar
Posting Komentar